Selasa, 25 Maret 2008

Belajar dari Fungsi Kaca Mata


Apabila kita melintasi jalan raya, maka kita akan menemukan beberapa penjual kaca mata dengan menawarkan variasi bentuk dan harga. Dimulai dari harga Rp 4 ribu rupiah sampai 15 ribu rupiah. Dengan sejumlah uang tesebut kita dapat melindungi mata kita dari debu atau kotoran serta dapat sedikit merubah penampilan.

Melihat fungsi kaca mata yang dapat dijadikan sebagai pelindung mata dan sekaligus merubah penampilan, saya berfikir bahwa setiap orang tergantung dari kaca mata apa yang dipakainya. Misalnya ada sekelompok orang menemukan permasalahan yang hampir sama, tetapi berdampak pada sikap dan tindakan yang berbeda serta pola fikir yang berbeda pula.
Apabila kita melihat suatu benda dengan kaca mata hitam, maka nuansanya akan menjadi lebih gelap dari yang sebenarnya, atau kalau kita ingin melihat benda lebih besar, maka kita dapat menggunakan kaca mata plus.

Melihat keadaan bangsa ini yang tengah dilanda multi krisis, ada yang menggunakan kaca mata pesimis dan putus asa, ada yang menggunakan kaca mata tidak peduli, tapi tidak sedikit yang menggunakan kaca mata optimis, bahwa permasalahan yang dihadapi sekarang semacam Kawah Candradimuka untuk mempersiapkan diri kita untuk berhasil di masa yang akan datang. Sehingga kita masih melihat beberapa kalangan yang terus berprestasi baik dalam bidang usaha, olah raga, pendidikan dll.

Untuk itu marilah kita menggunakan kaca mata yang proporsional untuk mensikapi kehidupan ini sehingga berdampak positif kepada diri kita dan masyarakat sekitar.

Kita Terlahir Untuk Sukses


Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya oleh Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dengan diberinya akal dan pikiran, menjadikan manusia sebagai penanggung jawab di bumi ini. Sampai saat ini, betapapun teknologi semakin tinggi, tetapi pengkajian terhadap manusia tiada henti, baik ditinjau secara fisik, psikologi, maupun spiritual. Sehingga keberadaan manusia samapai saat ini masih penuh misteri yang terus menarik setiap insan untuk menguaknya secara lebih mendalam.

Perangkat yang dimiliki manusia dalam segala aspeknya telah dipersiapkan untuk mampu menjalankan tanggung jawab sebagai pengelola alam. Sehingga siapapun kita pasti bisa menjadi hebat.

Mari kita renungkan perjalanan hidup kita, apakah kita pernah meraih apa yang kita cita-citakan? atau pernahkah kita mengalami kegagalan? Tentu semua pernah kita alami, karena di dunia ini selalu berpasangan, ada keberhasilan dan adapula kegagalan. Yang perlu kita perhatikan adalah bagaiamana kita mensikapi keadaan. Jadi kalau sekarang biaya hidup tinggi dan susah mencari penghasilan yang memadai adalah bagian yang harus kita jalani. Dari dulu sampai sekarang tidak sedikit orang yang berhasil, dan tidak sedikit pula orang yang gagal. Jadi bagaiamana caranya supaya kita bisa berhasil mencapai apa yang kita inginkan?

Paling tidak ada 2 hal yang dapat membekali dalam mensikapi hidup ini, yaitu pertama, adanya harapan, dengan harapan maka seseorang akan enerjik dan penuh semangat dalam melakukan pekerjaan hari ini. Gambaran masa depan telah berimbas kepada hari ini yang melahirkan sikap optimis dan pantang menyerah. Namun perlu dibedakan dengan angan-angan, harapan berimplikasi kepada tindakan aktif. Sedangkan angan-angan, tidak melahirkan tindakan.

Misalnya ada orang yang memiliki harapan menjadi seorang pengusaha, maka langkah yang ia lakukan adalah membaca biografi orang-orang yang berhasil, bersikap ramah dan riang karena berusaha untuk membina hubungan baik dengan semua orang, tekun dalam melakukan pekerjaan walaupun saat itu bukan merupakan pekerjaan yang diinginkannya (misalnya sebagai batu loncatan). Dapat kita rasakan, manakala kita membayangkan suatu kehidupan yang kita inginkan, maka pada saat itu tubuh akan merespon positif, wajah cerah, hati lega dan bahagia. Maka calon orang yang berhasil akan selalu terlihat ceria dan cerah, walaupun mungkin sekarang masih belum nampak secara materi.

Yang kedua adalah rasa takut, dengan rasa takut akan tidak berhasil, maka kita akan berusaha suapaya hal yang buruk terjadi. Tetapi takut berbeda dengan putus asa, kalau putus asa melahirkan tindakan yang berlawanan dari apa yang dicita-citakan. Orang yang takut gagal ujian, ia akan belajar dengan sungguh-sungguh. Rasa takut dapat menjadi penyeimbang dari "harapan", sehingga tidak terlena dengan harapan yang tinggi. Semoga kita dapat mengaplikasikan harap dan takut secara benar dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenai Saya

Foto saya
Senang dengan hal-hal baru dan memadukan sesuatu menjadi baru